Berbagai pujian, hadiah, dan tawaran banyak datang kepadanya. Sampai-sampai ia pun berniat berhenti dari institusi Polri yang sudah membesarkannya.
"Jadi seperti kacang lupa kulitnya. Sementara yang membesarkannya adalah baju dinasnya," kata Kabid Humas Polda Gorontalo, AKBP Lisma Dunggio, saat dihubungi detikcom, Senin (5/12/2011).
Lisma menilai sikap Briptu Norman cepat sekali berubah. Padahal sebelum ia mengajukan hendak berhenti dari Polri, Kapolda Gorontalo sudah pernah menawarkannya agar pindah ke Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat agar bisa mengikuti kegiatan seninya di Jakarta.
"Atau dia bisa jadi polisi umum jadi lebih leluasa ketimbang Brimob kan serba diatur. Atau mutasi ke Polda mana. Tapi dia pilih keluar. Katanya capek dan disakiti waktu ditangkap," jelasnya.
Sementara itu, menurut pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, Norman seharusnya masih bisa tetap bekerja di insitusi Polri dan menjalani bakatnya di bidang seni.
"Dulu juga ada kelompok anggota Polri namanya reog apa gitu saya lupa. Mereka tetap bisa menyalurkan bakatnya melalui koperasi Polri. Dia juga bisa (Norman)," jelasnya.
Menurut Bambang, memang hak Norman untuk menyalurkan bakatnya. Mungkin saja faktor uang menjadi perangsang ia keluar dari institusi Polri.
"Kalau soal uang kan sebenarnya sudah ada remunerasi gaji sekarang. Di Gorontalo cukuplah. Mungkin ada beberapa faktor. Memang jiwanya seni," nilainya.
Bambang mengatakan, jika Norman berhenti dari Polri sebelum masa ikatan dinasnya selesai, maka ia harus membayar biaya-biaya yang sudah dikeluarkan untuknya. Jika tidak mau, maka ia diberikan sanksi berupa pemberhentian secara tidak hormat.
"Kalau nggak bersedia ya dikenakan sanksi itu," ujarnya.
Tingkah Norman seperti ini, mengingatkan pada kasus Darsem. Darsem yang sempat diancam hukuman mati di Arab Saudi karena membunuh majikannya, akhirnya ditebus bebas oleh pemerintah RI. Darsem pun mendapatkan uang Rp 1,2 miliar dari pemirsa yang pengumpulannya difasilitasi salah satu stasiun televisi swasta.
Namun setelah menjadi miliarder, perilaku Darsem dinilai telah banyak berubah. Darsem pun mendapat julukan baru 'Toko Mas Berjalan'.