Jakarta - Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland) melakukan aksi pembelian kembali (buy back) saham perseroan. Aksi ini mempertimbangkan kondisi pasar saham dan kinerja perusahaan.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, keputusan manajemen melakukan buy back saham perseroan selain untuk mendukung peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 02/POJK.04/2013 tertanggal 23 Agustus 2013, faktor utama adalah kinerja Intiland yang positif.
"Saat ini kondisi fundamental dan kinerja usaha Intiland juga sangat bagus baik dari sisi operasional maupun keuangan," kata Archied dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com di Jakarta, Selasa (17/9).
Kinerja positif Intiland, lanjut dia, bisa digambarkan dari kinerja penjualan (marketing-sales) per-Juli 2013 sudah mencapai Rp 1,8 triliun yaitu 80% dari target 2013.
"Kami optimis target akhir tahun 2013 sebesar Rp 2,2 triliun akan tercapai. Intiland akan mengembangkan proyek-proyek dengan konsep baru yang inovatif untuk kebutuhan hunian jangka menengah dan panjang," tambahnya.
Saat ini, lanjutnya, harga saham Intiland sudah terdiskon cukup banyak dari nilai aktiva bersih (Net Asset Value-NAV) perusahaan yang secara internal dinilai berkisar di angka Rp1.600/lembar saham. Tingkat likuiditas arus kas perusahaan juga cukup baik untuk menunjang transaksi ini.
Selain itu, pendapatan berkelanjutan (recurring income) Intiland juga akan bertambah secara signifikan dalam dua tahun ke depan dari proyek-proyek baru Intiland yaitu South Quarter dan 1Park Avenue.
Manajemen Intiland, kata Archied, merencanakan untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan dengan harga maksimal sebesar Rp500 per lembar. Pihak Manajemen telah menunjuk PT Ciptadana Securities untuk melakukan pembelian kembali saham ini melalui Bursa Efek Indonesia.
"Untuk aksi buy back saham ini, Intiland menyiapkan dana Rp120 miliar untuk pembelian maksimal sebesar 20 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh," tambah Archied.
Rencananya, transaksi buy back saham ini akan dilakukan secara bertahap selama tiga bulan terhitung sejak 18 September 2013 hingga 18 Desember 2013. Namun demikian, apabila dirasa perlu, perseroan dapat menghentikan aksi pembelian kembali ini sebelum jangka waktu tersebut.
Menurut Archied, sumber pendanaan aksi buy back berasal dari saldo saham perseroan yang belum ditentukan penggunaannya. Hingga 30 Juni tahun ini, Perseroan memiliki saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp368,8 miliar.
Terkait risiko pelaksanaan pembelian kembali saham ini, Archied menjamin tidak memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja dan pendapatan Intiland. Saldo laba dan arus kas perseroan yang tersedia saat ini mencukupi untuk melaksanakan buy back saham perseroan bersamaan dengan keperluan menjalankan kegiatan operasional.
"Untuk pelaksanaan buy back saham, kami akan mengikuti peraturan main yang telah ditentukan oleh OJK. Transaksi ini hanya kami lakukan apabila memberi keuntungan bagi perusahaan dan pemegang saham. Kami tidak akan melakukan transaksi kalau menimbulkan dampak negatif secara material terhadap likuiditas dan modal perusahaan," lanjutnya.
Saham hasil buy back rencananya akan dikuasai sebagai saham simpanan (treasury stock) untuk jangka waktu tidak lebih dari 3 tahun.
Manajemen Intiland, kata Archied, melihat prospek pasar properti nasional ke depan masih sangat baik. Perseroan memiliki fundamental usaha yang kuat, dilihat dari sisi operasional, pengembangan proyek, maupun indikatorindikator hasil kinerja keuangan.
Per akhir Juni 2014, perseroan membukan pendapatan sebesar Rp764,9 miliar melonjak 44,12 persen dibandingkan semester pertama 2012. Peningkatan nilai pendapatan terutama disebabkan adanya peningkatan penjualan yang signifikan di segmen perumahan dan kawasan industri.
Dari sisi profitabilitas, Intiland membukukan keuntungan bersih sebesar Rp140,48 miliar, naik sebesar Rp60,30 miliar atau melonjak 74,85 persen dibandingkan semester tahun lalu. Laba usaha perseroan juga meningkat sebesar 76,17 persen menjadi Rp250,62 miliar.
Menurut Archied, manajemen Intiland optimistis fundamental usaha perseroan akan sangat kuat seiring pengembangan proyek-proyek baru di masa depan.
"Manajemen merasa perlu mengambil langkah-langkah strategis guna meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai tambah bagi para pemegang saham," pungkasnya.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, keputusan manajemen melakukan buy back saham perseroan selain untuk mendukung peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 02/POJK.04/2013 tertanggal 23 Agustus 2013, faktor utama adalah kinerja Intiland yang positif.
"Saat ini kondisi fundamental dan kinerja usaha Intiland juga sangat bagus baik dari sisi operasional maupun keuangan," kata Archied dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com di Jakarta, Selasa (17/9).
Kinerja positif Intiland, lanjut dia, bisa digambarkan dari kinerja penjualan (marketing-sales) per-Juli 2013 sudah mencapai Rp 1,8 triliun yaitu 80% dari target 2013.
"Kami optimis target akhir tahun 2013 sebesar Rp 2,2 triliun akan tercapai. Intiland akan mengembangkan proyek-proyek dengan konsep baru yang inovatif untuk kebutuhan hunian jangka menengah dan panjang," tambahnya.
Saat ini, lanjutnya, harga saham Intiland sudah terdiskon cukup banyak dari nilai aktiva bersih (Net Asset Value-NAV) perusahaan yang secara internal dinilai berkisar di angka Rp1.600/lembar saham. Tingkat likuiditas arus kas perusahaan juga cukup baik untuk menunjang transaksi ini.
Selain itu, pendapatan berkelanjutan (recurring income) Intiland juga akan bertambah secara signifikan dalam dua tahun ke depan dari proyek-proyek baru Intiland yaitu South Quarter dan 1Park Avenue.
Manajemen Intiland, kata Archied, merencanakan untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan dengan harga maksimal sebesar Rp500 per lembar. Pihak Manajemen telah menunjuk PT Ciptadana Securities untuk melakukan pembelian kembali saham ini melalui Bursa Efek Indonesia.
"Untuk aksi buy back saham ini, Intiland menyiapkan dana Rp120 miliar untuk pembelian maksimal sebesar 20 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh," tambah Archied.
Rencananya, transaksi buy back saham ini akan dilakukan secara bertahap selama tiga bulan terhitung sejak 18 September 2013 hingga 18 Desember 2013. Namun demikian, apabila dirasa perlu, perseroan dapat menghentikan aksi pembelian kembali ini sebelum jangka waktu tersebut.
Menurut Archied, sumber pendanaan aksi buy back berasal dari saldo saham perseroan yang belum ditentukan penggunaannya. Hingga 30 Juni tahun ini, Perseroan memiliki saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp368,8 miliar.
Terkait risiko pelaksanaan pembelian kembali saham ini, Archied menjamin tidak memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja dan pendapatan Intiland. Saldo laba dan arus kas perseroan yang tersedia saat ini mencukupi untuk melaksanakan buy back saham perseroan bersamaan dengan keperluan menjalankan kegiatan operasional.
"Untuk pelaksanaan buy back saham, kami akan mengikuti peraturan main yang telah ditentukan oleh OJK. Transaksi ini hanya kami lakukan apabila memberi keuntungan bagi perusahaan dan pemegang saham. Kami tidak akan melakukan transaksi kalau menimbulkan dampak negatif secara material terhadap likuiditas dan modal perusahaan," lanjutnya.
Saham hasil buy back rencananya akan dikuasai sebagai saham simpanan (treasury stock) untuk jangka waktu tidak lebih dari 3 tahun.
Manajemen Intiland, kata Archied, melihat prospek pasar properti nasional ke depan masih sangat baik. Perseroan memiliki fundamental usaha yang kuat, dilihat dari sisi operasional, pengembangan proyek, maupun indikatorindikator hasil kinerja keuangan.
Per akhir Juni 2014, perseroan membukan pendapatan sebesar Rp764,9 miliar melonjak 44,12 persen dibandingkan semester pertama 2012. Peningkatan nilai pendapatan terutama disebabkan adanya peningkatan penjualan yang signifikan di segmen perumahan dan kawasan industri.
Dari sisi profitabilitas, Intiland membukukan keuntungan bersih sebesar Rp140,48 miliar, naik sebesar Rp60,30 miliar atau melonjak 74,85 persen dibandingkan semester tahun lalu. Laba usaha perseroan juga meningkat sebesar 76,17 persen menjadi Rp250,62 miliar.
Menurut Archied, manajemen Intiland optimistis fundamental usaha perseroan akan sangat kuat seiring pengembangan proyek-proyek baru di masa depan.
"Manajemen merasa perlu mengambil langkah-langkah strategis guna meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai tambah bagi para pemegang saham," pungkasnya.
Penulis: PR / Feriawan Hidayat/FER