JELAJAHPOS.COM - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima, menyatakan mobil murah yang sedang ramai di pasar otomotif nasional saat ini hanya sebatas bahasa marketing saja. Selain itu, ia juga mempertanyakan letak ramah lingkungan dari mobil murah itu.
"Dari segi green car, mobil itu tidak memenuhi syarat. Sebab, green car itu mobil ramah lingkungan yang salah satu cirinya adalah bahan bakarnya dari energi terbarukan, bukan energi fosil," kata dia kepada VIVAnews, Sabtu, 21 September 2013.
Menurut Aria, bahan bakar mobil murah yang gencar diberitakan itu masih menggunakan energi fosil, tepatnya menggunakan bahan bakar pertamax. Padahal penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi polusi udara.
"Tetapi mobil ini tidak, karena masih menggunakan pertamax. Terus dari mana letak mobil green car-nya," ujar dia.
Tak hanya mengkritisi klaim sebagai mobil ramah lingkungan, politisi PDIP itu juga mempertanyakan harga terkait penggunaan istilah mobil murah. Karena sejatinya dengan kisaran harga di atas Rp100 juta belum bisa dibilang sebagai mobil murah.
"Siapa yang mengatakan murah, apakah pemilik mobil sekarang ini yang bilang itu? Saya nggak tahu yang mengatakan murah itu segmen mana. Terus, istilah green car dan mobil murah itu hanya sebagai bahasa marketing saja yang secara faktual bukan mobil ramah lingkungan dan murah," katanya.
Pernyataan berbeda justru keluar dari mulut Anggota Komisi V DPR, Gandung Pardiman, mengenai mobil murah ini. Menurutnya, program mobil murah dan ramah lingkungan adalah program pro rakyat dan tidak perlu ditolak.
Menurutnya kekhawatiran terjadinya kemacetan yang dialami Jakarta seperti yang dikhawatirkan Jokowi, dapat diatasi dengan kebijakan mobil usia di atas 5 tahun yang harus dikeluarkan dari Jakarta.
"Kalau kebijakan itu berani dilakukan maka kemacetan di Jakarta akan selesai," katanya.
Gandung menambahkan, Komisi V sendiri terus mendorong agar infrastruktur transportasi terus dibenahi baik pembangunan jalan yang rusak maupun pengadaan angkutan umum yang mampu menampung banyak penumpang seperti kereta api, monorel atau bus way.
"Jika kemacetan di Jakarta semakin menjadi, maka distribusi mobil murah dan ramah lingkungan harus diutamakan ke daerah dan bukan kota besar yang sudah terancam kemacetan," katanya.
Harga mobil murah dan ramah lingkungan yang berkisar Rp70 juta hingga Rp100 juta dinilai Gandrung, sudah sangat mampu dijangkau oleh masyarakat.
"Kalau itu harga mobil baru dengan harga di bawah Rp100 juta cukup murah. Biarlah masyarakat kalangan menengah menikmati mobil murah," katanya lagi.
Baca juga Sorot VIVAnews soal 'Gempuran Mobil Murah'VIVAnews