ilustrasi foto |
Yang Lepaskan Tembakan Adalah Danramil
PAREPARE, JELAJAHPOS.COM -- Kasus peluru nyasar yang melukai Harlan (7) mulai mengarah kepada satuan di luar institusi kepolisian. Namun Komando Distrik Militer (Kodim) 1405/Mallusetasi, Letnan Kolonel Infantri Sri Widodo menilai ada kejanggalan dalam beberapa hal.
Ditemui di ruang kerjanya, Selasa 10 Desember, Dandim memberikan sejumlah analisisnya. Yang pertama kata dia, soal ditemukannya proyektil aktif sekitar 20 meter dari Kafe Niar saat polisi melakukan olah TKP. Proyektil aktif itu diyakini bukan dari senjata polisi, tetapi satuan di luar kepolisian.
Letkol Widodo membenarkan bahwa salah satu Danramil berada di Kafe Niar. Danramil tersebut datang atas permintaan pemilik kafe yang melaporkan terjadinya keributan. Sehingga menurut, Widodo, Danramil datang untuk melerai perkelahian. Danramil itu kemudian melepaskan satu kali tembakan ke udara untuk menghentikan keributan tersebut.
Namun Danramil bernama Bachtiar itu datang ke TKP pada di atas pukul 00.00. "Sedangkan peluru nyasar yang mengenai korban terjadi pukul 23.30 (sebelum danramil datang). Nah ini harus diteliti lebih mendalam," jelasnya kepada wartawan, kemarin.
Yang kedua, jumlah peluru yang dibawa Danramil saat kejadian berjumlah 10 butir. Saat melerai keributan, dia melepaskan satu tembakan ke udara dan itu berarti peluru aktifnya tinggal sembilan butir. Senjata dan sembilan peluru yang tersisa dari Danramil pun sudah disita.
"Inikan sudah jelas bahwa ada sembilan peluru yang kami sita dari jumlah sebelumnya sepuluh. Kok ada satu peluru lagi berarti jumlahnya 11 peluru? Ini bagaimana? Ini harus dipertanyakan siapa pemilik sebenarnya. Karena keseluruhan jumlah peluru hanya 10. Sembilan sudah disita," tegas Widodo.
Widodo pun berharap polisi tidak terburu-buru mengarahkan jenis dari proyektil aktif itu. Sebaiknya, polres tetap menunggu hasil laboratorium forensik untuk mengetahui jenis proyektil yang melukai bocah kelas 3 SD itu.
"Kita jangan menuduh lah. Di sini kita sama-sama menunggu hasil dari labfor. Baik itu POM dan Kepolisian dan jika sudah ada hasil baru bisa ditindaklanjuti," kata Widodo.
Ia juga berjanji akan memproses pelaku penembakan peluru nyasar jika memang berasal dari luar satuan polisi. "Intinya inikan mau melerai keributan, tidak ada maksud. Dan berhubungan dengan penggunaan senjata kami akan proses ke dalam apakah ini sudah sesuai penggunaannya atau tidak," terang Alumni S2 Universitas Sam Ratulangi Manado ini.
Sementara pemilik Kafe Niar, Aya mengakui memang benar ada perkelahian sehingga menghubungi Danramil setempat agar dapat melerai. "Memang ada suara tembakan malam itu, tapi itu untuk melerai keributan. Kami hanya berusaha menelepon pihak berwenang," ujarnya, kemarin FAJAR