Gema Nu Cium Aroma Pengkhianatan dari Mahfud MD
Jelajahpos.com Mantan Ketua Tim Pemenangan Mantan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta dalam pilpres 2014, Mahfud MD, sekilas terlihat sebagai negarawan. Hal itu karena ia menyatakan mundur dari tim pemenangan ketika tim menggugat hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi yang pernah juga dipimpinnya.
"Dengan alasan menghindari conflik of interest, kode etik sebagai mantan hakim konstitusi, Mahfud merasa tugasnya sudah selesai. Tapi belakangan sikapnya menjadi aneh," kata Koordinator Nasional Relawan Gema Nusantara (Gema Nu), Muhamad Adnan, lewat pernyataan persnya, Rabu (30/7).
Setelah KPU memenangkan Jokowi-JK, Mahfud mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang merugikan tim Prabowo-Hatta. Mulai dari anggapannya percuma menggugat MK, data quick qount tidak kredibel, data C1 PKS yang tak pernah disampaikan, Prabowo dibisiki data yang keliru dan lainnya.
"Secara etik pernyataan Mahfudz ini tidak etis. Dapat dibaca bahwa Mahfud berkhianat, meninggalkan gelanggang sebelum pertempuran selesai, mencari selamat sendiri setelah Prabowo Hatta dinyatakan kalah oleh KPU," ujar Adnan.
Apalagi, lanjutnya, setelah itu media sosial ramai membahas foto Mahfud bertemu tim pemenangan Jokowi-JK. Indikasi yang menguatkan bahwa Mahfud sedang "bermain" mencari posisi di pemerintahan jika Jokowi-JK dimenangkan MK.
"Sangat disayangkan, sikap Mahfud yang selama ini terkenal konsisten berubah jadi seorang Machiavellian, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dan ambisi pribadinya," kata Adnan lagi.
Ia menduga perubahan sikap Mahfud itu hanya karena keinginan berkuasa ditambah iming-iming jabatan menteri.
"Ini menabrak prinsip prinsipnya sendiri yang menempatkan moral dan etika di tempat terhormat dalam politik. Contoh yang tidak baik bagi kami anak muda yang selama ini mengagumi beliau," jelasnya.