Oknum Guru di SDN 148 Tawibaru Tak Beretika,Orang Tua siswa Tidak Terimah
jelajahpos. luwu timur -Rasa ke tidak nyamanan oleh orang tua siswa ketika di perlakukan dengan cara yang kurang santun oleh oknum pendidik di SDN 148
Tawibaru,KC.Mangkutana kb.luwutimur jumat'4/8/2017-pukul 09;38 wita. awalnya orang tua siswa di undang untuk hadir ke sekolah guna menerima se carik kertas keterangan dari pihak sekolah tentang penerima beasiswa yang akan di sodorkan ke BRI untuk pelayanan pencairan dana bantuan bagi siswa yang mendapatkan.
Hal itu berlangsung dengan cara yang sama bahwa satu persatu orang tua siswa hadir ke depan saat di panggil oleh oknum guru untuk tunduk menguping dengarkan titaan layaknya siswa yang manggul saat di didik oleh sang guru di omelin dengan ocehan yang jauh dari ke pemahaman status pendidik.pada hal mungkin seharusnya bisa di bedakan siswa dan orang tua siswa.
Pertengkaran sepintas terjadi karna orang tua siswa merasa malu di depan umum. Guru berkata dengan nada kasar dan keras seola tak beretika ; 'ini mau di serahkan kepada pihak sekolah untuk menerimakan .. ?! atau orang tua sendiri' ... sembari berkata seperti itu sang gurupun menarik sentak kertas keterangan yang akan di berikan ke orang tua siswa dengan bentakan yang memalukan.sehingga orang tua siswa pun menjawab dengan nada lembut pasra dan rasa malu tuturnya.."terserah guru atau pihak sekolah jika menurutnya itu baik menerimakan serta membelanjakan dana beasiswa berdasarkan kebutuhan siswa".
lalu kata sang guru lagi ;...
"kami tidak mau lagi melihat ada siswa yang berpakaiyan kotor atau tidak teruruskan karna dana ini kusus di peruntukkan bagi siswa untuk keperluan sekolah...bukan untuk di belikan rokok atau keperluan lain selain ke butuhan sekolahnya. Maka dengan rasa yang tak mampu membendung amarah dan malu,orang tua siswa tersebut berkata tegas ; "saya merasa bahwa saya tidak pernah makan uang sekolah....."
"yang makan uang sekolah... saya atau pihak sekolah...."
"selama ini,anak saya ada berapa yang bersekolah di sini....tapi cuma satu yang di kenakan beasiswa...itupun saya tidak nuntut...lalu dengan beasiswa yang jatah satu orang,mana cukup di bagikan kakak dan adiknya....sedangkan untuk jatah perorangnya saja sayapun masi nombok...karna banyak kebutuhan pasilitas sekolahnya...
Mendengarkan rasa jengkel orang tua siswa,maka sang guru bergegas meminta maaf dan berusaha menenangkan sang orang tua siswa serta berharap agar tak menyimpan di hati atas kekeliruan itu.
Atas kejadian ini patutkah se orang pendidik berlaku seolah tak beretika.
Karna orang tua siswa bukanlah budak sekolah atau si anak kecil yang masi butuh bimbingan didik yang seharusnya.perlu di pahami bahwa di SD-sekolah dasar,bukanlah tempat mendidik orang tua siswa,melainkan tempat untuk menjalin komunikasi baik di antara orang tua dan tenaga pendidik karna orang tua menitipkan anaknya untuk di didik agar berpengetahuan dasar memiliki moral sebagi anak bangsa.(adt)