Majene,Jelajahpos.Com-Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus, namun tidak dapat disebut inflasi jika dari satu atau dua barang mengalami kenaikan harga, kecuali kenaikan harga meluas dengan barang lainnya.
Hal ini, dituturkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Barat Hermanto saat menggelar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di halaman Boyang Assamalewuang Majene, Senin malam (26/09/2022).
“Jika dicermati, inflasi tidak terasa atau tidak kelihatan, namun akan terasa jika mengalami pada level yang cukup tinggi, seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tentunya juga akan mengalami kenaikan harga barang lainnya terutama pangan sehingga pengendalian inflasi pangan sangat penting,” urainya.
Untuk itu, Hermanto juga menyampaikan, bahwa secara global diperkirakan akan terjadi krisis pangan dipastikan akan mengalami kenaikan harga pangan secara global dan akan berdampak secara nasional dan daerah.
Dijelaskan, tujuan utama BI berkomitmen untuk senantiasa memelihara kestabilan nilai dan tukar rupiah yaitu inflasi itu sendiri dan kurs rupiah karena semua aktivitas ekonomi pasti membutuhkan uang yang tentunya terkait tugas BI.
“Jadi tugas kita bagaimana mengatur jumlah uang beredar dalam posisi yang wajar, jika tidak wajar maka akan terjadi inflasi semakin meningkat, atau perputaran uang berkurang maka juga terjadi perputaran ekonomi kurang maksimal,” ulasnya.
“Menurut hitungan kami khusus perputaran uang di Sulbar masih perlu didorong, karena inflasi bukan disebabkan perputaran uang terlalu tinggi, tapi pasokan pangan perlu ditingkatkan,” pintanya.
Dalam hadir dalam GNPIP, Sekprov Sulbar Muhammad Idris, Sekda Majene, Forkopimda, para Pimpinan OPD, Ketua dan anggota DPRD, Poktan, para pimpinan Ponpes, para siswa serta seluruh undangan lainnya.
(Wh)