PINRANG,- Tanggul sungai di Dusun Masolo 1 Desa Masolo Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan mengalami bencana abrasi dan terancam jebol.
Dari hasil pantauan Tim Investigasi ditemukan tanggul penahan banjir itu sudah terbelah dan tanahnya longsor dan jatuh ke tebing sungai hingga terbawa arus.
Di sekitar lokasi dampak abrasi terlihat hamparan sawah sejauh mata memandang dengan tanaman padi yang tumbuh subur dan berbuah.
Ada ancaman yang di khawatirkan warga pada tiga kecamatan diantaranya adalah, Kecamatan Patampanua, Kecamatan Cempa dan Kecamatan Mattiro Sompe bagian Utara sebagaimana dahulu pernah menjadi persiwa banjir bandang akibat tanggul jebol di Kampung Linoe Desa Mangki Kecamatan Cempa pernah terjadi dan dialami warga Pinrang sekitar 25 tahun silam.
Peristiwa banjir ketika itu menyapu hamparan luas persawahan pada dua kecamatan yaitu, kecamatan Cempa, Kecamatan Mattiro Sompe bagian Utara yang telah menimbulkan banyak kerugian materi disebabkan karena tanaman padi milik petani juga hewan ternak serta budidaya ikan bandeng dan udang windu milik petani tambak yang luasnya diperkirakan kurang lebih mencapai 3000-an hektare belum lagi kerugian harta benda yang tak terhitung jumlahnya.
Hal itulah kemudian menjadi alasan paling mendasar terhadap ke khawatiran warga bilamana banjir serupa kembali terjadi dan melanda di daerah ini.
Meski Kepala Pelaksana BPBD Pinrang, Dr Rhommy RM Manule belum lama ini telah meninjau lokasi tanggul yang terdampak abrasi di Dusun Masolo 1 Desa Masolo Kecamatan Patampanua, Pinrang itu, namun pemerintah kabupaten Pinrang belum juga melakukan langkah antisipasi guna melakukan proteksi tanggul secara darurat sebelum bencana itu terjadi.
Sementara pihak yang berwajib, baik dari pihak kepolisian Polres Pinrang dan pihak kejaksaan negeri Pinrang diharapkan melakukan tindakan hukum terhadap para pelaku tambang pasir yang diduga beroperasi secara 'Illegal' yang telah beroperasi sejak beberapa tahun lalu.
Tim Investigasi Lembaga Investigasi Mendidik Pro Rakyat ( Lidik Pro ) Sulsel saat melakukan pemantauan di lokasi kejadian, Rabu 27/03-2024 sekitar pukul 13.30 Wita menemukan adanya tanggul yang terbelah dan jatuh ke tebing lalu terbawa air sungai.
Dampak abrasi di beberapa titik lokasi tambang tidak hanya terjadi di Desa Masolo 1 namun beberapa titik lokasi lainnya juga mengalami abrasi yang cukup signifikan.
Pada persolan tambang ini, daerah telah dirugikan sebagaimana pasir hasil tambang di sungai Saddang tersebut di suplai ke beberapa daerah.
Salah seorang sumber warga setempat yang ditemui Lidikpro baru baru ini mengatakan "Sebenarnya kami masyarakat awam benar benar bingung dan tidak tau harus mengadu kemana lagi kecuali hanya bisa berdo'a sambil menunggu ke ajaiban turun dari langit sebab pihak yang memiliki kewenangan untuk menangani persoalan krusial yang terjadi didaerah ini sudah sama bobroknya," Cetus Sumber.
Ketua Tim Lidik-Pro Maros, Ismar SH yang menerima laporan dari Tim Investigasi yang melakukan cross check lapangan, kepada wartawan Ismar SH mengungkapkan seharusnya dari pihak kepolisian Polres Pinrang dan pihak kejaksaan negeri Pinrang, jangan menutup mata, diharapkan tangkap dan penjarakan para penambang nakal dan ilegal tersebut, jangan cuma menegur saja. tunjukkan taring anda selaku Aparat Penegak Hukum, yang di mana pelaku penambang ilegal melakukan pelanggaran hukum yang diduga beroperasi secara 'Illegal' di bantaran Tanggul sungai di Dusun Masolo 1 Desa Masolo sehingga hampir mengalami mengalami bencana abrasi dan terancam jebol" Tegasnya