JELAJAHPOS.COM | Pencalonan Mawardi Nur sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh mendapatkan perhatian luas dan menuai berbagai sorotan. Minimnya pengalaman dalam bisnis dan organisasi menimbulkan keraguan di kalangan pengusaha dan pengamat.
Sebelumnya, Mawardi juga sempat menjadi sorotan ketika ditunjuk sebagai Direktur Utama PT PEMA. Proses penunjukannya dinilai tidak memenuhi prosedur yang semestinya, menimbulkan kritik terkait transparansi dan profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan daerah.
Banyak pihak yang menyarankan Mawardi untuk mundur dari jabatannya di PT PEMA jika ingin fokus pada pencalonannya sebagai Ketua HIPMI Aceh. Mereka menekankan bahwa profesionalisme dalam mengelola perusahaan daerah sangat penting untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan. “Sebagai Dirut PT PEMA, perusahaan ini bukanlah milik pribadi, melainkan milik daerah yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab dan akuntabilitas,” ujar salah satu pengusaha Aceh yang enggan disebutkan namanya.
Sumber yang dekat dengan media ini pun meragukan kemampuan Mawardi dalam mengelola PT PEMA secara profesional, sementara dia juga berambisi menjadi Ketua HIPMI Aceh. Oleh karena itu, mereka menyarankan agar Mawardi mundur dari PT PEMA agar dapat lebih fokus pada pencalonan tersebut. “Biarkan PT PEMA dikelola oleh sosok yang memiliki kredibilitas, integritas, dan kemampuan yang memadai dalam mengelola perusahaan daerah,” tambahnya pada Minggu, 16 Maret 2025.
Sementara itu, Direktur Forbina, Muhammad Nur, mengingatkan Pemerintah Aceh dan DPRA untuk meningkatkan pengawasan terhadap PT PEMA. Menurutnya, manajemen perusahaan harus dijalankan oleh orang yang kompeten. Ia juga menegaskan pentingnya seleksi direksi yang transparan dan sesuai dengan aturan untuk menjaga akuntabilitas perusahaan daerah tersebut.
Muhammad Nur menilai bahwa Mawardi Nur belum menunjukkan kinerja signifikan di PT PEMA, namun sudah berniat maju sebagai Ketua HIPMI Aceh. “HIPMI membutuhkan sosok yang benar-benar fokus pada pengembangan organisasi dan ekonomi daerah,” tegasnya, mengingatkan Mawardi untuk mempertimbangkan kembali ambisinya.