Notification

×

Iklan

Iklan

Dirut PT Lamataesso Mattappaa Tanggapi Kritik Netizen Soal Lejja Soppeng: "Kami Dengar, Tapi Jangan Destruktif"

Sunday, April 20, 2025 | April 20, 2025 WIB Last Updated 2025-04-20T12:21:21Z


JELAJAHPOS.COM
| Soppeng, Sulawesi Selatan -  Isu  mengenai  pengelolaan  kawasan  wisata  alam  Lejja  kembali mencuat  di  media  sosial.  Kali  ini,  komentar-komentar  tajam  dari  warganet  viral, mengkritisi  sejumlah  aspek  fasilitas  dan  pelayanan  di  TWA  Lejja.

 

Muhammad  Jufri,  Direktur  Utama  PT  Lamataesso  Mattappaa,  menanggapi  hal  tersebut dengan  mengucapkan  terima  kasih  dan  mengajak  semua  pihak  untuk  menjaga  marwah bersama.

 

"Terima kasih banyak atas informasi dan masukannya. Akan kami jadikan sebagai bahan perbaikan ke depan," ungkap Jufri.

 

Jufri  mengakui  bahwa  tidak  ada  sistem  yang  steril  dari  kritik  dan  mengajak  semua pihak  untuk  menjaga  komunikasi  tetap  konstruktif.

 

“Lejja  adalah  wajah  kita.  Marwah  kita.  Jangan  robek  baju  di  dada,  atau menepuk  air  di  dulang.  Kritik  boleh,  tapi  jangan  destruktif,"  ungkapnya,  mengutip peribahasa  Bugis  yang  sarat  makna  politis.

 

Jufri  juga  membuka  jalur  komunikasi  langsung  bagi  masyarakat  yang  ingin menyampaikan  saran  atau  kritik  secara  etis  melalui  WhatsApp  ke  +62 811-402-143.

 

"Kami  siap  mendengar,"  ujar  Jufri  yang  juga  menyampaikan  permohonan  maaf  atas segala  kekurangan  yang  mungkin  terjadi  di  lapangan.  "Kami  sadar,  sistem  pengelolaan masih  terus  berproses.  Mohon  maaf  atas  khilaf  kami.  Doakan  agar  Lejja  tetap lestari  dan  jadi  kebanggaan  kita  bersama."

 

TWA  Lejja  merupakan  kawasan  konservasi  yang  dikelola  di  bawah  skema public-private  partnership  antara  pemerintah  dan  PT  Lamataesso  Mattappaa.

 

Dengan  meningkatnya  perhatian  publik,  narasi  ekowisata  kini  tak  bisa  lepas  dari tekanan  sosial  digital.  Dalam  istilah  politik,  ini  disebut  sebagai  bentuk  e-citizenship pressure  kekuatan  masyarakat  sipil  yang  menekan  melalui  kanal  virtual.

×
Berita Terbaru Update